Donasi

Rabu, 23 Mei 2012

Disfungsional Anthem


Disfungsional Anthem


Disetiap jiwa yang tenang ada kemarahan..

Disetiap jiwa yang marah ada ketenangan..


ARAH

Dimana esensi, dari setiap pertanyaan yang diajukan? Akan kemana? Melewati jalan yang mana? Aral apa yang melintang? Itu hanyalah sepersekian bagian dari serakan yang harus dilalui.

Dan kemarahan hanyalah refleksi dari keputus asaan akan gelap gulita, statisme yang diciptakan oleh kefrustasian, ketakutan akan ‘tanpa tujuan”, tak ada pertolongan.. tak ada pelukan, tanpa iring berjalan.

Kemana? Kemana semua ini berakhir?

Seorang bocah dalam ketidak berdayaannya meneriakkan dengan segala keluh kesah penderitannya, sakitnya sangat menyiksa.. kesengsaraan akan ketidak tahuan.. tapi siapa yang menolong? Tidak juga kalam-kalam itu.. bocah itu harus menolong dirinya sendiri! Melewati distorsi keras yang harus mereka ciptakan sendiri dengan segala cara dan nada yang sesuai dengan apa yang ingin mereka tempuh.

Dan bocah itu tetap harus berlari, terseok-seok.. berlarilah.. lari! Karena kita sudah sangat terlambat! Kita sudah sangat terlambat untuk dilahirkan saat ini, dan itu bukan pilihan! Maka, berlarilah.. meskipun gelap! Meskipun tanpa arah.. meskipun tanpa ujung… tetaplah ikuti lorong ini.. apapun yang terjadi.. berjanjilah untuk tetap berlari.. sampai kau terhenti karena mati.

 ALAM

Tidak masalah berapapun usiamu..
Belasan, dua puluhan, atau puluh-puluhan..
Alam tetap akan menghajarmu..

 Gelap gulita dan bersinar terang adalah sifat alam.. mendung di cakrawala adalah hal yang sama ketika matahari menyibak sinar terangnya..

Dan kau, yang berdiri di dalam gedung-gedung kosong, tak ubahnya dengan kau yang sedang duduk termenung di sebuah taman.. membaca buku atau mengeluh akan mendung.

Pada hujan, kau berjanji untuk menari.. tapi hujan tak juga datang.

Pada malam, kau berjanji untuk menyepi, tapi hari masih teramat pagi.. untukmu beristirahat.

Dan ketika malam kau ingin menikmati bintang, alam menentangmu, membatalkan pertunjukannya, ditutupnya tirai panggung cakrawala dengan tirai mendung tebal,, dan angin yang berhembus kencang tak bersahabat.

Tidak, itu bukan akhir dari harimu..

Alam sedang menyiapkan pesta kejutan untukmu..

Malam paling gelap adalah beberapa waktu terakhir sebelum fajar menyingsing.


ASING

Kedewasaan, adalah bangun di tengah kerumunan dan menyadari sepenuhnya bahwa kita terasing.

 Tak ada yang baru di dunia ini, dunia hanya mengganti sel-selnya, mengkopi dari hal-hal lama yang tentu saja pernah ada.

Jika kita menyadari bahwa kita terasing, dan semua menyadari bahwa semua orang terjebak dalam dirinya masing-masing dan terasing, maka kita akan terbebas dari perasaan “sendirian”.

Orang-orang hanya belum menyadari, bahwa orang-orang tercipta untuk saling membenci, dan memusnahkan demi tujuan rantai puncak manusia. Hukum diciptakan oleh orang-orang lemah yang licik dan pandai memanfaatkan kebodohan orang-orang yang lebih kuat, demi melindungi dirinya. Dan jika kembali menyerahkan kepada hukum alam, maka akan terkuaklah siapa manusia sebenarnya, mereka hanyalah pelayan hasrat seksualnya dan hasrat untuk saling memakan demi bertahan hidup.

Dan jika hukum alam kembali ditegakkan.. tak akan ada lagi keterasingan.. orang sibuk mempertahankan diri, makan dan bersembunyi, dan berkelompok, dan berkelompok, dan berkelompok..

 KHARAKTER

Keunikan tercipta karena bakat, dan permintaan..
Dan apa yang dibutuhkan ketika tersisih? Perhatian.
Dan bagaimana cara mendapat perhatian? Dengan mengalihkan.

 Orang terlalu disibukkan dengan segala hiruk pikuk.. media yang tidak diringkas, omong kosong yang membahana dari segala arah. Mereka hanya menoleh apabila perlu, dan membutuhkan.. jangan kau panggil namanya, nama tidak penting lagi.. sebutlah keras-keras minatnya, maka mereka akan menoleh dan menarikmu untuk berjalan bersama.

Si penari menarik tangan si penari lainnya yang meneriakkan tarian yang sama-sama mereka minati, si penari melambaikan tangan, mengundang si penulis, untuk mengabadikan hal ini, menyeru si pemahat untuk membuat patung monumental tentang hal ini, dan begitulah sejarah tercipta dengan sendirinya.

Manusia berjalan di dunia membawa bekal yang dinamakan bakat, untuk mereka cocok tanamkan di ladang-ladang tandus, menyiraminya, dengan sabar menunggui masa panen.. begitu juga pemahat, membawa batu pahat dan pola..

Namun ada pula yang tidak tahu untuk apa bekal ini, mereka meniru cara orang lain mengolah bekalnya.. biji padi mereka tanam di atas batu.. petani meniru pemahat.

 DISFUNGSIONAL ANTHEM

Dan dari sinilah kita berpisah..
Disinilah kita akan berpisah jalan, selamanya..

 Sekitar satu langkah sebelum persimpangan terakhir ini, kita akan berpisah.. aku akan menyalami tanganmu, dengan penuh kehangatan seorang teman..
Dan kita akan menempuh jalan kita masing-masing..

Terpisah jurang teramat dalam yang kita namakan.. konsep.

Bahwa kita saling menyadari, bahwa kita telah mengkonsepsi apapun di sekitar kita, melalui penalaran masing-masing.

Kau meneriakkan keaneka-ragaman, keunikan nada-nada..

Nada-nada janggal yang berhasil kau kumpulkan dari partitur-partitur bebatuan langkah-langkahmu.. nada-nada keras yang sangat kelam dan menggumpal.. dengan jenius kau komposisikan.. sehingga setiap gumamanmu akan menggetarkan echo langit dan menggeram di cakrawala.. sangat pekat dan gelap.. serta tak dapat di urai, sehingga rahasia setiap kelamnya hanya ada di dasar hatimu..

 Kemarahan masa mudakah? Tidak, ini jauh melampaui itu.

Keputus-asaan karena tertinggalkah? Tidak, pedihnya telah melewati itu.

Dan disini saat kita duduk melepas lelah sebelum berpisah untuk terakhir kalinya, kau ajak aku kembali, melalui fase-fase serpihan yang melayang ringan.. memasuki konsepmu.

Tidak teman.. aku hampa

Aku tak lagi meneriakkan apapun.

Mulutku membisu, gelegar bahasa tak lagi terdengar.. dan tak berfungsi apapun..

Aku bukan lagi pribadi yang unik, bahkan aku tak lagi marah.. pun juga aku tak sedang tertawa.. aku menjadi satu dengan cakrawala.. bahwa sedih,sakit, senang, aku berada di dalamnya..

Nadaku berbaur menjadi satu.. menjadi rangkaian kalam, akan sebuah tembang yang belum selesai…

Tembang yang belum berfungsi sebagai mana mestinya, karena masih begitu banyak bagian-bagian yang hilang dan belum ditemukan..

sebuah tembang kebanggaan semesta yang belum bisa dinyanyikan bersama.. karena masih harus menunggu kumpulan-kumpulan nada itu menyerahkan dirinya.. dalam diam, akan kutunggu dirimu disini.


Buduran, Sabtu.24.02.2011;08.21wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar