Disfungsional Anthem
Disetiap jiwa yang tenang ada
kemarahan..
Disetiap jiwa yang marah ada
ketenangan..
ARAH
Dimana esensi, dari
setiap pertanyaan yang diajukan? Akan kemana? Melewati jalan yang mana? Aral
apa yang melintang? Itu hanyalah sepersekian bagian dari serakan yang harus
dilalui.
Dan kemarahan
hanyalah refleksi dari keputus asaan akan gelap gulita, statisme yang
diciptakan oleh kefrustasian, ketakutan akan ‘tanpa tujuan”, tak ada
pertolongan.. tak ada pelukan, tanpa iring berjalan.
Kemana? Kemana
semua ini berakhir?
Seorang bocah dalam
ketidak berdayaannya meneriakkan dengan segala keluh kesah penderitannya,
sakitnya sangat menyiksa.. kesengsaraan akan ketidak tahuan.. tapi siapa yang
menolong? Tidak juga kalam-kalam itu.. bocah itu harus menolong dirinya
sendiri! Melewati distorsi keras yang harus mereka ciptakan sendiri dengan
segala cara dan nada yang sesuai dengan apa yang ingin mereka tempuh.
Dan bocah itu tetap
harus berlari, terseok-seok.. berlarilah.. lari! Karena kita sudah sangat
terlambat! Kita sudah sangat terlambat untuk dilahirkan saat ini, dan itu bukan
pilihan! Maka, berlarilah.. meskipun gelap! Meskipun tanpa arah.. meskipun
tanpa ujung… tetaplah ikuti lorong ini.. apapun yang terjadi.. berjanjilah
untuk tetap berlari.. sampai kau terhenti karena mati.
ALAM
Tidak masalah
berapapun usiamu..
Belasan, dua
puluhan, atau puluh-puluhan..
Alam tetap akan
menghajarmu..
Gelap gulita dan bersinar terang adalah sifat
alam.. mendung di cakrawala adalah hal yang sama ketika matahari menyibak sinar
terangnya..
Dan kau, yang
berdiri di dalam gedung-gedung kosong, tak ubahnya dengan kau yang sedang duduk
termenung di sebuah taman.. membaca buku atau mengeluh akan mendung.
Pada hujan, kau
berjanji untuk menari.. tapi hujan tak juga datang.
Pada malam, kau
berjanji untuk menyepi, tapi hari masih teramat pagi.. untukmu beristirahat.
Dan ketika malam
kau ingin menikmati bintang, alam menentangmu, membatalkan pertunjukannya,
ditutupnya tirai panggung cakrawala dengan tirai mendung tebal,, dan angin yang
berhembus kencang tak bersahabat.
Tidak, itu bukan
akhir dari harimu..
Alam sedang
menyiapkan pesta kejutan untukmu..
Malam paling gelap
adalah beberapa waktu terakhir sebelum fajar menyingsing.
ASING
Kedewasaan, adalah
bangun di tengah kerumunan dan menyadari sepenuhnya bahwa kita terasing.
Tak ada yang baru di dunia ini, dunia hanya
mengganti sel-selnya, mengkopi dari hal-hal lama yang tentu saja pernah ada.
Jika kita menyadari
bahwa kita terasing, dan semua menyadari bahwa semua orang terjebak dalam
dirinya masing-masing dan terasing, maka kita akan terbebas dari perasaan
“sendirian”.
Orang-orang hanya
belum menyadari, bahwa orang-orang tercipta untuk saling membenci, dan
memusnahkan demi tujuan rantai puncak manusia. Hukum diciptakan oleh
orang-orang lemah yang licik dan pandai memanfaatkan kebodohan orang-orang yang
lebih kuat, demi melindungi dirinya. Dan jika kembali menyerahkan kepada hukum
alam, maka akan terkuaklah siapa manusia sebenarnya, mereka hanyalah pelayan
hasrat seksualnya dan hasrat untuk saling memakan demi bertahan hidup.
Dan jika hukum alam
kembali ditegakkan.. tak akan ada lagi keterasingan.. orang sibuk
mempertahankan diri, makan dan bersembunyi, dan berkelompok, dan berkelompok,
dan berkelompok..
KHARAKTER
Keunikan tercipta
karena bakat, dan permintaan..
Dan apa yang
dibutuhkan ketika tersisih? Perhatian.
Dan bagaimana cara
mendapat perhatian? Dengan mengalihkan.
Orang terlalu disibukkan dengan segala hiruk
pikuk.. media yang tidak diringkas, omong kosong yang membahana dari segala
arah. Mereka hanya menoleh apabila perlu, dan membutuhkan.. jangan kau panggil
namanya, nama tidak penting lagi.. sebutlah keras-keras minatnya, maka mereka
akan menoleh dan menarikmu untuk berjalan bersama.
Si penari menarik
tangan si penari lainnya yang meneriakkan tarian yang sama-sama mereka minati,
si penari melambaikan tangan, mengundang si penulis, untuk mengabadikan hal
ini, menyeru si pemahat untuk membuat patung monumental tentang hal ini, dan
begitulah sejarah tercipta dengan sendirinya.
Manusia berjalan di
dunia membawa bekal yang dinamakan bakat, untuk mereka cocok tanamkan di
ladang-ladang tandus, menyiraminya, dengan sabar menunggui masa panen.. begitu
juga pemahat, membawa batu pahat dan pola..
Namun ada pula yang
tidak tahu untuk apa bekal ini, mereka meniru cara orang lain mengolah
bekalnya.. biji padi mereka tanam di atas batu.. petani meniru pemahat.
DISFUNGSIONAL ANTHEM
Dan dari sinilah
kita berpisah..
Disinilah kita akan
berpisah jalan, selamanya..
Sekitar satu langkah sebelum persimpangan
terakhir ini, kita akan berpisah.. aku akan menyalami tanganmu, dengan penuh
kehangatan seorang teman..
Dan kita akan
menempuh jalan kita masing-masing..
Terpisah jurang
teramat dalam yang kita namakan.. konsep.
Bahwa kita saling
menyadari, bahwa kita telah mengkonsepsi apapun di sekitar kita, melalui
penalaran masing-masing.
Kau meneriakkan
keaneka-ragaman, keunikan nada-nada..
Nada-nada janggal
yang berhasil kau kumpulkan dari partitur-partitur bebatuan langkah-langkahmu..
nada-nada keras yang sangat kelam dan menggumpal.. dengan jenius kau
komposisikan.. sehingga setiap gumamanmu akan menggetarkan echo langit dan
menggeram di cakrawala.. sangat pekat dan gelap.. serta tak dapat di urai,
sehingga rahasia setiap kelamnya hanya ada di dasar hatimu..
Kemarahan masa mudakah? Tidak, ini jauh
melampaui itu.
Keputus-asaan
karena tertinggalkah? Tidak, pedihnya telah melewati itu.
Dan disini saat
kita duduk melepas lelah sebelum berpisah untuk terakhir kalinya, kau ajak aku
kembali, melalui fase-fase serpihan yang melayang ringan.. memasuki konsepmu.
Tidak teman.. aku
hampa
Aku tak lagi
meneriakkan apapun.
Mulutku membisu,
gelegar bahasa tak lagi terdengar.. dan tak berfungsi apapun..
Aku bukan lagi
pribadi yang unik, bahkan aku tak lagi marah.. pun juga aku tak sedang
tertawa.. aku menjadi satu dengan cakrawala.. bahwa sedih,sakit, senang, aku
berada di dalamnya..
Nadaku berbaur
menjadi satu.. menjadi rangkaian kalam, akan sebuah tembang yang belum selesai…
Tembang yang belum
berfungsi sebagai mana mestinya, karena masih begitu banyak bagian-bagian yang
hilang dan belum ditemukan..
sebuah tembang
kebanggaan semesta yang belum bisa dinyanyikan bersama.. karena masih harus
menunggu kumpulan-kumpulan nada itu menyerahkan dirinya.. dalam diam, akan
kutunggu dirimu disini.
Buduran, Sabtu.24.02.2011;08.21wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar